Langsung ke konten utama

Menambah Kebaikan di Hari yang Fithri


Shalat Idul Fitri  merupakan kebaikan yang sangat ditekankan oleh Rasulullah saw, sampai-sampai beliau menyuruh segenap kaum muslimin dan muslimat untuk keluar rumah menuju ke tempat pelaksanaan shalat ied sekalipun seorang wanita tengah mengalami haid.

Ummu Athiyyah mengatakan, "Rasulullah saw memerintahkan kami untuk mengeluarkan para gadis pingitan pada hari ied (untuk ikut serta dalam shalat ied)." Dikatakan kepada Nabi saw, 'bagaimana para wanita yang tengah haid?' beliau menjawab, "Hendaknya mereka menyaksikan kebaikan itu dan (ikut mengaminkan) doa yang dipanjatkan kaum muslimin." (HR. Abu Dawud, no. 1138)

Mandi dan makan sebelum ied, serta berjalan menuju ke tempat shalat ied
Sa'id bin al-Musayyib berkata, (Termasuk) sunnah pada hari Fithri adalah tiga hal: berjalan kaki menuju tempat shalat, makan sebelum keluar, dan mandi." (HR. Abdurrazaq di dalam al-Mushannaf, 3/309)

Bertakbir ketika menuju ke tempat shalat ied
Diriwayatkan bahwa Nabi saw biasa berangkat melaksanakan shalat ied, beliau bertakbir hingga tiba di tempat pelaksanaan shalat, bahkan hingga shalat akan dilaksanakan. Kemudian, jika shalat akan dilaksanakan beiaupun menghentikan bacaan takbir. (HR. Ibnu Abi Syaibah di dalam al-Mushannaf)

Apabila Ibnu Umar ra  berangkat ke tanah lapang pada hari Fithri dan idul Adha, beliau bertakbir dengan suara lantang sampai tiba di tempat pelaksanaan shalat, kemudian tetap bertakbir hingga imam datang. (HR. ad-Daruquthniy)

Menempuh jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang
Jabir bin Abdilah ra berkata, Jika hari raya ied tiba, Nabi saw biasa menempuh jalan berbeda (ketika berangkat dan pulang). (HR. al-Bukhari, no. 986)

Mendengarkan khutbah ied
Atha meriwayatkan dari Abdullah bin as Sa-ib bahwa Nabi saw seusai shalat ied bersabda yang artinya, "Siapa yang suka untuk meninggalkan tempat, maka silahkan meninggalkan tempat dan barang siapa yang suka untuk tetap berada di tempat untuk mendengarkan khutbah, maka hendaklah ia tetap di tempat." (HR. an-Nasa-I, no. 1571) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Fakta Kerusakan Peringatan Maulid Nabi

Dalam peringatan maulid yang diselenggarakan, sering terjadi kemungkaran, bid'ah dan pelanggaran terhadap syariat Islam. Peringatan maulid itu sendiri tidak pernah diselenggarakan oleh Rasulullah saw, juga tidak oleh para sahabat, tabi'in dan imam yang empat, serta orang-orang yang hidup di abad-abad kejayaan Islam. Lebih dari itu, tak ada dalil syar'i yang menyerukan penyelenggaraan maulid Nabi saw tersebut. Untuk lebih mengetahui hakikat maulid, marilah kita ikuti uraian berikut: 1. Kebanyakan orang yang menyelenggarakan peringatan maulid, terjerumus pada perbuatan syirik. Yakni ketika mereka menyenandungkan yang artinya, "Wahai Rasulullah, berilah kami pertolongan dan bantuan. Wahai Rasulullah, engkaulah sandaran (kami). Wahai Rasulullah, hilangkanlah derita kami. Tidaklah derita (itu) melihatmu, melainkan ia akan melarikan diri." Seandainya Rasulullah saw mendengar senandung tersebut, tentu beliau akan menghukuminya syirik besar. Sebab pemberi

Keunikan Gambar Stereogram

Stereogram ditemukan oleh by Charles Wheatstone pada tahun 1838. Ia menemukan penjelasan mengenai penglihatan binokular yang menuntunnya untuk membuat streoskop kombinasi dari prisma dan cermin yang memungkinkan seseorang uneuk melihat gambar 3 dimensi dari gambar 2 dimensi. Secara sederhana stereogram bisa diartikan sebagai gambar 2 dimensi yang menyimpan obyek 3 dimensi di dalamnya. Jika dilihat sekilas atau dengan cara biasa, stereogram hanyalah gambar 2 dimensi. Namun kalau dilhat dengan cara khusus, maka kita bisa melihat gambar atau obyek 3 dimensi di dalam gambar tersebut. Kesan tiga dimensi pada stereogram dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kesan ketinggian (ortoskopik), datar, dan kedalaman (pseudoskopik). Kunci untuk melihat kesan tiga dimensi pada stereogram adalah mata kiri fokus melihat obyek sebelah kiri dan mata kanan fokus melihat obyek sebelah kanan. Jenis-jenis Stereogram : 1.    Single Image Stereogram (SIS) atau Autostereogram, adala

Cara Dzikir Yang Benar Setelah Shalat

Di dalam hadits-hadits shahih disebutkan tentang Nabi saw setelah shalat, beliau membaca istigfar sebanyak 3 kali dengan lafadz,   3X اَسْتَغْفِرُ اللهَ Astaghfirullah. (3x) "Aku memohon ampun kepada Allah" Kemudian beliau membaca,  اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ تَبَرَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَا لَيْتَ يَاذَالْجَلاَلِ وَالْأِ كْرَامِ Allahumma antas-salam wa minkas-salam wa ilaika ya’udus-salam tabarakta rabbana wa ta’alaita ya dzal-jalali wal-ikram.   "Ya Allah, Engkau adalah Zat yang mempunyai kesejahteraan dan dari-Mu kesejahteraan itu kepada-Mu akan kembali lagi segala kesejahteraan itu.  Engkaulah yang berkuasa memberi berkah yang banyak dan Engkaulah Yang Maha Tinggi, wahai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan." Kemudian beliau membaca,   اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، لاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ Allahuma la mani'a l