Langsung ke konten utama

Shalat Tarawih Pada Zaman Nabi SAW


Nabi Muhammad saw telah melaksanakan dan memimpin shalat Tarawih. Bahkan beliau saw menjelaskan fadhilahnya, dan menyetujui jama'ah Tarawih yang dipimpin oleh sahabat Ubay bin Ka'ab. Berikut ini adalah dalil-dalil yang menjelaskan, bahwa shalat Tarawih secara berjama'ah disunnahkan oleh Nabi saw, dan dilakukan secara khusyu' dengan bacaan yang panjang.

1. Hadits Nu'man bin Basyir ra,

Ia berkata: "Kami melaksanakan qiyamul lail (Tarawih) bersama Rasulullah saw pada malam 23 bulan Ramadhan, sampai sepertiga malam. Kemudian kami shalat lagi bersama beliau pada malam 25 Ramadhan (berakhir) sampai separuh malam. Kemudian beliau memimpin lagi pada malam 27 Ramadhan sampai kami menyangka tidak akan sempat mendapati sahur." [HR. Nasa'i, Ahmad, Al Hakim. Shahih]

2. Hadits Abu Dzar ra,

Ia berkata: "Kami puasa, tetapi Nabi saw tidak memimpin kami untuk melakukan shalat (Tarawih), hingga Ramadhan tinggal tujuh hari lagi, maka Rasulullah saw mengimami kami shalat, sampai lewat sepertiga malam.

Kemudian beliau tidak keluar lagi pada malam ke enam. Dan pada malam ke lima,beliau memimpin shalat lagi sampai lewat separuh malam. Lalu kami berkata kepada Rasulullah saw, 'Seandainya engkau menambah lagi untuk kami sisa malam kita ini?', maka beliau saw bersada,

مَنْ قَامَ مَعَ اْلإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة

'Barang siapa shalat (Tarawih) bersama imam sampai selesai. maka ditulis untuknya shalat satu malam (suntuk).'

Kemudian beliau ٍsaw tidak memimpin shalat lagi, hingga Ramadhan tinggal tiga hari. Maka beliau memimpin kami shalat pada malam ketiga. Beliau mengajak keluarga dan istrinya. Beliau mengimami sampai kami khawatir tidak mendapat falah. saya (perawi) bertanya, apa itu falah? Dia (Abu Dzar) berkata, "Sahur.
" [HR Nasai, Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Daud, Ahmad. Shahih]

3. Tsa'labah bin Abi Malik Al Qurazhi ra berkata,

"Pada suatu malam, di malam Ramadhan, Rasulullah saw keluar rumah, kemudian beliau melihat sekumpulan orang disebuah pojok masjid sedang melaksanakan shalat. Beliau lalu bertanya, 'Apa yang sedang mereka lakukan?' Seseorang menjawab, 'Ya Rasulullah, sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak membaca Al Qur'an, sedang Ubay bin Ka'ab ahli membaca Al Qur'an, maka mereka shalat (ma'mum) dengan shalatnya Ubay.'

Beliau lalu bersabda,

قَدْ أَحْسَنُوْا وَقَدْ أَصَابُوْا

'Mereka telah berbuat baik dan telah berbuat benar.' Beliau tidak membencinya." [HR Abu Daud dan Al Baihaqi, ia berkata: Mursal hasan. Syaikh Al Albani berkata, "Telah diriwayatkan secara mursal dari jalan lain dari Abu Hurairah,dengan sanad yang tidak bermasalah (bisa diterima).". [Shalat At Tarawih, 9]

Raka'at Shalat Tarawih Rasulullah saw
Rasulullah saw telah melakukan dan memimpin shalat Tarawih, terdiri dari sebelas raka'at (8 +3). Dalilnya sebagai berikut.

1. Hadits Aisyah ra,

ia ditanya oleh Abu Salamah Abdur Rahman tentang qiyamul lailnya Rasul pada bulan Ramadhan, ia menjawab:

إنَّهُ كَانَ لاَ يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ

"Sesungguhnya beliau tidak pernah menambah pada bulan Ramadhan, atau pada bulan lainnya. lebih dari sebelas raka'at. [HR Bukhari, Muslim]
Ibn Hajar berkata, "Jelas sekali, bahwa hadits ini menunjukkan shalatnya Rasul (adalah) sama semua di sepanjang tahun."

2. Hadits Jabir bin Abdillah ra ia berkata,

"Rasulullah saw shalat dengan kami pada bulan Ramadhan 8 raka'at dan witir. Ketika malam berikutnya, kami berkumpul di masjid dengan harapan beliau shalat dengan kami. Maka kami terus berada di masjid hingga pagi, kemudian kami masuk bertanya, "Ya Rasulullah, tadi malam kami berkumpul di masjid, berharap anda shalat bersama kami," maka beliau bersabda, "Sesungguhnya aku khawatir diwajibkan atas kalian." [HR Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Huzaimah, dihasankan oleh Al Albani. ShalatAt Tarawih, 18; Fath Al Aziz 4/265]

3. Pengakuan Nabi saw tentang 8 raka'at dan 3 witir.

Ubay bin Ka'ab datang kepada Rasulullah, lalu berkata,"Ya Rasulullah, ada sesuatu yang saya kerjakan tadi malam (Ramadhan). Beliau bertanya,"Apa itu, wahai Ubay?" Ia menjawab,"Para wanita di rumahku berkata,'Sesungguhnya kami ini tidak membaca Al Qur'an. Bagaimana kalau kami shalat dengan shalatmu?' Ia berkata,"Maka saya shalat dengan mereka 8 raka'at dan witir.

Maka hal itu menjadi sunnah yang diridhai. Beliau saw tidak mengatakan apa-apa." [HR Abu Ya’la, Thabrani dan Ibn Nashr, dihasankan oleh Al Haitsami dan Al Albani. Lihat Shalat At-Tarawih, 68].

Adapun hadits-hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah shalat Tarawih dengan 20 raka'at, maka haditsnya tidak ada yang shahih. [Fathul Bari, 4/254; Al Hawi. 1/413; Al Fatawa Al Haditsiyah, 1.195: ShalatAt Tarawih, 19-21]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Algoritma dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari - Hari

Definisi Algoritma   Algoritma adalah urutan langkah - langkah logis untuk penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis. Kata logis merupakan kata kunci dalam Algoritma. Langkah-langkah dalam Algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau benar. Melaksanakan Algoritma berarti mengerjakan langkah-langkah di dalam Algoritma tersebut. Pemroses mengerjakan proses sesuai dengan algoritma yang diberikan kepadanya. Contoh Algoritma dalam kehidupan sehari - hari                  1.        Algoritma menulis surat : a.     Mempersiapkan kertas dan amplop b.     Mempersiapkan alat tulis, seperti pena atau pensil c.      Mulai menulis d.     Memasukkan kertas ke dalam amplop e.     Pergi ke kantor pos untuk mengeposkan surat tersebut   ...

13 Fakta Kerusakan Peringatan Maulid Nabi

Dalam peringatan maulid yang diselenggarakan, sering terjadi kemungkaran, bid'ah dan pelanggaran terhadap syariat Islam. Peringatan maulid itu sendiri tidak pernah diselenggarakan oleh Rasulullah saw, juga tidak oleh para sahabat, tabi'in dan imam yang empat, serta orang-orang yang hidup di abad-abad kejayaan Islam. Lebih dari itu, tak ada dalil syar'i yang menyerukan penyelenggaraan maulid Nabi saw tersebut. Untuk lebih mengetahui hakikat maulid, marilah kita ikuti uraian berikut: 1. Kebanyakan orang yang menyelenggarakan peringatan maulid, terjerumus pada perbuatan syirik. Yakni ketika mereka menyenandungkan yang artinya, "Wahai Rasulullah, berilah kami pertolongan dan bantuan. Wahai Rasulullah, engkaulah sandaran (kami). Wahai Rasulullah, hilangkanlah derita kami. Tidaklah derita (itu) melihatmu, melainkan ia akan melarikan diri." Seandainya Rasulullah saw mendengar senandung tersebut, tentu beliau akan menghukuminya syirik besar. Sebab pemberi ...

Pandangan Islam Tentang Muslimah yang Lepas dan Pasang Jilbab

Seorang wanita muslimah yang sudah baligh memang di wajibkan untuk menutupi auratnya. Namun tak banyak pula yang menyepelekan hal tersebut, apalagi dia tau itu wajib hukumnya. Berbagai alasan untuk menunda-nunda memakai jilbab, dari belum siap, belum dapat hidayah dan macam-macam alasannya. Tetapi yang lebih miris lagi ketika perempuan muslimah yang telah mendapatkan hidayah dan sudah memakai jilbab kemudian dengan sadar untuk melepaskan kembali jilbabnya. Mungkin saat masalah datang, dia dekat dengan Allah dan sadar untuk memakai jilbab, namun setelah masalahnya telah terselesaikan, dia kembali terjerumus rayuan setan untuk melepas jilbabnnya. Sungguh sayang sekali perbuatan yang dia lakukan, dia menganggap jilbab itu mainan yang bisa lepas pasang begitu saja. "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin: 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka'. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah u...