Langsung ke konten utama

Kisah Lucu Umar bin Khattab dan Amru bin Ash


Nabi saw membentuk pasukan untuk menyerang salah satu suku Arab yang dasarnya memang mau menyerang Madinah, suku ini adalah suku yang besar. Seorang sahabat Nabi saw bernama Amru bin Ash, orang ini dahulu musuh islam, baru 3 bulan ia masuk islam oleh Nabi saw dijadikan pemimpin perang dan di dalam pasukan itu ada Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Talha, Zubair dan sahabat-sahabat yang mulia, tetapi Nabi saw menunjuk Amru bin Ash sebagai pemimpin dan harus dia jadi pemimpin.

Pemimpin perang kalau sudah ditunjuk, tidak boleh dimaksiati, harus dipatuhi, sabda Nabi saw : "siapa yang menaati pimpinan yang aku tunjuk dia taat kepadaku, siapa yang maksiat maka dia maksiat kepadaku".

Waktu itu pasukan dikirim ke tempat yang sedang musim dingin, di daerah padang pasir kalau musim dingin sangat dingin sekali sampai menusuk tulang. Instruksi pertama Amru bin Ash yaitu jangan ada yang menyalakan api, dalam kondisi yang sangat dingin mereka tidak boleh ada yang menyalakan api.

Umar bin Khattab tahu bahwa Amru bin Ash belum lama masuk islam dan sebelum masuk islam Amru bin Ash ini orang yang diutus oleh Quraish ke negeri Habasyah untuk menjemput Jafar bin Abi Thalib dan teman-temannya kemudian menyiksanya di Madinah. Amru bin Ash masuk islam ditangan Najasyi, Dia terkejut bahwa Najasyi raja Ethiopia bisa masuk islam, akhirnya Dia belajar dan masuk islam gara-gara itu.

Umar berkata kepada Amru : "Hay Amru, dingin !!! , kau larang bakar api bagaimana ceritanya", Amru menjawab : "ini instruksiku, tidak boleh bakar api", padahal Amru ini sekali saja dipukul oleh Umar bisa mati dia, karna Umar orangnya tinggi besar, tapi disini dia pemimpinya jadi harus taat kepada pemimpin, Umarpun meninggalkannya dengan emosi.

Umar menemui Abu Bakar dan berkata : "Hay Abu Bakar, bagaimana ini, Amru instruksinya begini", Abu Bakar menjawab dengan bijak : "Hay Umar, Rasulullah saw tidak menunjuk dia, sementara ada kau dan ada yang lain-lain, kecuali memang dia yang paling pantas, ikuti dia berarti mengikuti Rasulullah, diam dan sabar", Umarpun sabar.

Besok paginya menjelang subuh, Amru bin Ash mimpi junub dan pimpinan perang itu harus jadi imam, tidak boleh orang lain, harus Amru yang jadi imam. Waktu Amru meminta dibawakan air oleh beberapa pasukannya untuk mandi junub, Umar datang dan berkata : "kanapa hay Amru", dia menjawab : "saya junub", kemudian ketika Amru pegang air, dia rasakan dingin, Amru berkata : "saya mau tayamum", Umar berkata : "ada air tidak boleh tayamum", Kata Amru : "saya mau tayamum".

Umar yang jengkel kembali menemui Abu Bakar dan kembali diingatkan oleh Abu Bakar untuk bersabar, karna ini utusan Rasulullah saw jangan dibantah, Umarpun kembali sabar. Amrupun tayamum kemudian jadi imam. Selesai solat Amru mengingatkan agar setiap orang harus bersama temannya, tidak boleh berpisah, harus bersebelahan dan berdampingan terus, selalu berdekatan, serang musuh berdua, jangan tinggalkan temannya kalau temannya belum selesai duel, instruksi Amru kepada para pasukannya karna malam sangat gelap.

Merekapun pergi perang dan diseranglah suku itu, dan ternyata hanya dengan 300 orang pasukan berhasil mengalahkan suku itu, musuh sudah kocar-kacir lari semuanya. Para sahabat mengetahui musuh kocar-kacir, dengan semangat takbir dan mengejar, tetapi Amru berkata : "tunggu-tunggu, jangan ada yang menyerang", Umar bertanya : "Hay Amru, musuh sudah kalah tinggal kita kejar, lalu tebas", Amru berkata : "tidak bisa, instruksi saya tunggu disini, tidak boleh kejar musuh, kumpulin ghanimah yang ada, lalu pualng ke Madinah".

Pulanglah pasukan ke Madinah, baru turun dari kudanya Umar langsung bicara kepada Nabi saw : "Ya Rasulullah, ini Amru buat begini dan begitu, tidak boleh nyalain api waktu kita kedinginan, malam-malam dia mandi junub tayamum, kemudian musuh sudah kalah kita dilarang kejar musuh, padahal itukan ghanimah, kalau musuh ditangkap bisa jadi hamba sahaya dan bisa diperjual-belikan".

Lalu Nabi saw bertanya di depan mereka semua : "Hay Amru, keluhan sudah sampai kepadaku, apa jawabanmu", Amru menjawab : "Ya Rasulullah, suku yang kita serang ini adalah suku yang banyak jumlahnya, kalau kita menyalakan api mereka tahu kita ada disitu, sudah habis 300 orang lawan sekian ribu, bagaimana caranya", dan Nabi saw berkata : "kau benar".

Nabi saw bertanya lagi : "yang kedua, kenapa kau mandi junub dengan tayamum", Amru menjawab : "Ya Rasulullah, airnya dingin seperti es, kalau saya mandi saya bisa sakit, saya pemimpin, kalau saya sakit siapa yang pimpin perang makanya saya tayamum", dan Nabi saw berkata : "kau benar". Umar yang tadinya marah, jadi redam.

Nabi saw bertanya lagi : "yang ketiga, kenapa kau biarkan musuh pergi tidak ditangkap", Amru menjawab : "Ya Rasulullah, 300 orang melawan sekian ribu orang pasukan musuh, kalau pasukan saya mengejar kesana-kesini menangkap, kita pasti akan dikalahkan, mereka bisa tau jumlah kita, tapi kalau kita berkumpul akan terlihat banyak, dan targetnya hanya mengalahkan mereka, mereka semua sudah takut dan gelap mereka tidak tau jumlah pasukan kita, buat apa kita menyerang kesana, lagipula ghanimah sudah didapatkan, target sudah tercapai, mereka kalah tidak usah buru-buru", dan Nabi saw berkata : "kau benar". Abu Bakar balik ke Umar : "sudah tahu kan !".

Jadi, jangan terlintas dibenak anda kalau Nabi saw ada yang beliau tidak tahu, kita tidak tahu sedangkan beliau sudah tahu, bukan cuma di sini, di surga sudah diperlihatkan. Bodohnya sebagian orang menganggap bahwa Nabi saw masih ada yang beliau belum tahu, makanya mereka buat-buat ibadah yang tidak diperintahkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Fakta Kerusakan Peringatan Maulid Nabi

Dalam peringatan maulid yang diselenggarakan, sering terjadi kemungkaran, bid'ah dan pelanggaran terhadap syariat Islam. Peringatan maulid itu sendiri tidak pernah diselenggarakan oleh Rasulullah saw, juga tidak oleh para sahabat, tabi'in dan imam yang empat, serta orang-orang yang hidup di abad-abad kejayaan Islam. Lebih dari itu, tak ada dalil syar'i yang menyerukan penyelenggaraan maulid Nabi saw tersebut. Untuk lebih mengetahui hakikat maulid, marilah kita ikuti uraian berikut: 1. Kebanyakan orang yang menyelenggarakan peringatan maulid, terjerumus pada perbuatan syirik. Yakni ketika mereka menyenandungkan yang artinya, "Wahai Rasulullah, berilah kami pertolongan dan bantuan. Wahai Rasulullah, engkaulah sandaran (kami). Wahai Rasulullah, hilangkanlah derita kami. Tidaklah derita (itu) melihatmu, melainkan ia akan melarikan diri." Seandainya Rasulullah saw mendengar senandung tersebut, tentu beliau akan menghukuminya syirik besar. Sebab pemberi

Keunikan Gambar Stereogram

Stereogram ditemukan oleh by Charles Wheatstone pada tahun 1838. Ia menemukan penjelasan mengenai penglihatan binokular yang menuntunnya untuk membuat streoskop kombinasi dari prisma dan cermin yang memungkinkan seseorang uneuk melihat gambar 3 dimensi dari gambar 2 dimensi. Secara sederhana stereogram bisa diartikan sebagai gambar 2 dimensi yang menyimpan obyek 3 dimensi di dalamnya. Jika dilihat sekilas atau dengan cara biasa, stereogram hanyalah gambar 2 dimensi. Namun kalau dilhat dengan cara khusus, maka kita bisa melihat gambar atau obyek 3 dimensi di dalam gambar tersebut. Kesan tiga dimensi pada stereogram dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kesan ketinggian (ortoskopik), datar, dan kedalaman (pseudoskopik). Kunci untuk melihat kesan tiga dimensi pada stereogram adalah mata kiri fokus melihat obyek sebelah kiri dan mata kanan fokus melihat obyek sebelah kanan. Jenis-jenis Stereogram : 1.    Single Image Stereogram (SIS) atau Autostereogram, adala

Cara Dzikir Yang Benar Setelah Shalat

Di dalam hadits-hadits shahih disebutkan tentang Nabi saw setelah shalat, beliau membaca istigfar sebanyak 3 kali dengan lafadz,   3X اَسْتَغْفِرُ اللهَ Astaghfirullah. (3x) "Aku memohon ampun kepada Allah" Kemudian beliau membaca,  اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ تَبَرَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَا لَيْتَ يَاذَالْجَلاَلِ وَالْأِ كْرَامِ Allahumma antas-salam wa minkas-salam wa ilaika ya’udus-salam tabarakta rabbana wa ta’alaita ya dzal-jalali wal-ikram.   "Ya Allah, Engkau adalah Zat yang mempunyai kesejahteraan dan dari-Mu kesejahteraan itu kepada-Mu akan kembali lagi segala kesejahteraan itu.  Engkaulah yang berkuasa memberi berkah yang banyak dan Engkaulah Yang Maha Tinggi, wahai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan." Kemudian beliau membaca,   اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، لاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ Allahuma la mani'a l