Toleransi adalah konsep untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama diantara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya maupun agama.
Islam menawarkan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam beragama dan berkeyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tidak mungking disamakan. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman yang artinya,
"dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua manusia yang ada di muka bumi. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang yang beriman semuanya?"
Fakta historis toleransi juga dapat ditunjukkan melalui Piagam Madinah. Piagam ini adalah satu contoh mengenai prinsip kemerdekaan beragama yang pernah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad saw di Madinah. Di antara butir-butir yang menegaskan toleransi beragama adalah sikap saling menghormati di antara agama yang ada dan tidak saling menyakiti serta saling melindungi anggota yang terikat dalam Piagam Madinah.
Sejarah Islam adalah sejarah toleransi. Perkembangan Islam ke wilayah-wilayah luar Jazirah Arab yang begitu cepat, menunjukkan bahwa Islam dapat diterima. Ekspansi-ekspansi Islam ke Siria, Mesir, Spanyol, Persia, Asia dan ke seluruh dunia dilakukan melalui jalan damai. Islam tidak memaksakan agama kepada mereka, sampai akhirnya mereka menemukan kebanaran Islam itu sendiri melalui interaksi intensif dan dialog. Kondisi ini berjalan merata hingga Islam mencapai wilayah yang sangat luas ke hampir seluruh dunia.
Memang perlu diakui bahwa perluasan wilayah Islam itu sering menimbulkan peperangan. Tapi peperangan itu dilakukan hanya sebagai pembelaan sehingga Islam tidak mengalami kekalahan. Peperangan itu bukan karena memaksakan keyakinan kepada mereka, tapi karena konsekuensi logis dari sebuah pendudukan. Pemaksaan keyakinan agama adalah dilarang dalam Islam. bahkan sekalipun Islam telah berkuasa, banyak agama lokal yang tetap dibolehkan hidup.
Prinsip toleransi yang ditawarkan Islam dan ditawarkan sebagian kaum muslimin sungguh sangat jauh berbeda. Sebagian orang yang disebut ulama mengajak umat untuk turut serta dan berucap selamat pada perayaan non muslim. Namun Islam tidaklah mengajarkan demikian. Prinsip toleransi yang diajarkan Islam adalah membiarkan umat lain untuk beribadah dan berhari raya tanpa mengusik mereka.
Bentuk Toleransi atau Berbuat Baik dalam Islam
Dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda,
فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
"Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala." (HR. Bukhari no.2363 dan Muslim no.2244).
Islam mengajarkan kita toleransi dengan membiarkan ibadah dan perayaan non muslim, bukan memeriahkan atau mengucapkan selamat. Karena Islam mengajarkan prinsip,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
"Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al Kafirun)
Syari'ah telah menjamin bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Karena pemaksaan kehendak kepada orang lain untuk mengikuti agama kita adalah sikap yang tidak ada dasar dan contohnya di dalam sejarah Islam awal. Justru dengan sikap toleran yang amat indah inilah, sejarah peradaban Islam telah menghasilkan kegemilangan sehingga dicatat dalam tinta emas oleh sejarah peradaban dunia hingga hari ini dan insyaallah di masa depan.
Komentar
Posting Komentar