Penyalahgunaan lisan seseorang itu menentukan dia ke surga atau ke neraka, disenangi orang atau dibenci orang hanya dari lisan saja. Jadi, lisan punya peran penting dalam kehidupan seseorang.
Karena itu, agama menganjurkan berpikirlah lebih dulu sebelum berkata-kata agar kata tak sekedar kata tak bernilai. Agar kata punya makna, agar kata bisa menyelamatkan diri sendiri dan tidak menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain.
Imam Nawawi dalam syarah Hadits Arbain menyebutkan bahwa Imam Syafi’i mengatakan, "Apabila seseorang hendak berbicara, maka hendaklah ia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silahkan diucapkan, jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara)."
ibnu mas'ud berkata, "tidak ada sesuatu yang harus dipuasakan dan dipenjarakan paling lama dibandingkan lisan seseorang". Karna ucapan ada pertanggung jawabannya berbeda dengan mendengar.
Rasulullah saw berkata, "barang siapa yang menjamin lisannya, saya jamin dia masuk surga". biarpun ibadahnya kurang, dan banyak kekurangan lainnya, tetapi kata Rasul kalau kita jamin lisan maka beliau menjamin kita masuk surga.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya setiap muslim memperhatikan apa yang dikatakan oleh lisannya, karena bisa jadi seseorang menganggap suatu perkataan hanyalah kata-kata yang ringan dan sepele namun ternyata hal itu merupakan sesuatu yang mendatangkan murka Allah Ta’ala. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra:
إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم
“Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka sebaiknya, apabila kita tidak sanggup berbicara baik, tidak mengerti masalah atau tidak bisa menawarkan solusi apa-apa atas problem yang ada, atau justru bahkan menimbulkan hal-hal yang lebih buruk, maka lebih baik diam saja.
Komentar
Posting Komentar