Langsung ke konten utama

Perbedaan Antara Bencana dan Cobaan


Bencana adalah hukuman yang datang dari Allah yang ditimpakan kepada sekelompok manusia karena dosa atau pembangkangan mereka terhadap hukum Allah dan akan dirasakan oleh seluruh penduduk. Contohnya banjir dan gempa.

Cobaan/musibah adalah sesuatu hukuman yang Allah timpakan kepada individu baik karena perbuatan dosanya, supaya berhenti dari dosa itu, atau sebagai peninggian derajat untuk orang-orang beriman. Contohnya kehilangan barang, meninggalnya orang yang kita cintai, sakitnya seseorang atau apa saja yang datang secara individu.

Bencana yang datang secara global seperti banjir, gempa bumi, dan bencana alam lainnya, dalilnya ada dalam surat Al-Anfal ayat 25 yang berbunyi "hati-hatilah kalian. peliharalah diri kalian dari bencana yang tidak khusus menimpa orang zalim saja diantara kalian, tetapi ketahuilah bahwasannya dia akan merata dan kalau datang siksaan Allah sangat keras".

Cobaan yang datang secara individu, dalilnya ada dalam surat Al-Baqarah ayat 155 Allah berfirman "dan sungguh pasti Kami akan memberikan cobaan kepada setiap orang diantara kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kekurangan jiwa, dan kekurangan hasil panen buah-buahan dan beritakanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman, orang-orang yang bersabar".

Semua bencana terjadi karena dosa, karena pelanggaran yang terjadi. Kalau di suatu wilayah ada pelanggaran agama terjadi, misal tersebar perzinaan, tersebar perampokan, apa saja lalu tidak ada yang meluruskan perbuatan salah itu, maka kalau datang bencana satu wilayah terkena imbasnya.

Kalau cobaan datang kepada individu, kalau dia orang fasik atau orang kafir, Allah berikan cobaan karena Allah ingin dia berhenti dari kesalahan itu. Kalau untuk orang beriman, orang yang menjaga ibadah kepada Allah, maka cobaan ini sebagai peninggian derajat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Fakta Kerusakan Peringatan Maulid Nabi

Dalam peringatan maulid yang diselenggarakan, sering terjadi kemungkaran, bid'ah dan pelanggaran terhadap syariat Islam. Peringatan maulid itu sendiri tidak pernah diselenggarakan oleh Rasulullah saw, juga tidak oleh para sahabat, tabi'in dan imam yang empat, serta orang-orang yang hidup di abad-abad kejayaan Islam. Lebih dari itu, tak ada dalil syar'i yang menyerukan penyelenggaraan maulid Nabi saw tersebut. Untuk lebih mengetahui hakikat maulid, marilah kita ikuti uraian berikut: 1. Kebanyakan orang yang menyelenggarakan peringatan maulid, terjerumus pada perbuatan syirik. Yakni ketika mereka menyenandungkan yang artinya, "Wahai Rasulullah, berilah kami pertolongan dan bantuan. Wahai Rasulullah, engkaulah sandaran (kami). Wahai Rasulullah, hilangkanlah derita kami. Tidaklah derita (itu) melihatmu, melainkan ia akan melarikan diri." Seandainya Rasulullah saw mendengar senandung tersebut, tentu beliau akan menghukuminya syirik besar. Sebab pemberi

Keunikan Gambar Stereogram

Stereogram ditemukan oleh by Charles Wheatstone pada tahun 1838. Ia menemukan penjelasan mengenai penglihatan binokular yang menuntunnya untuk membuat streoskop kombinasi dari prisma dan cermin yang memungkinkan seseorang uneuk melihat gambar 3 dimensi dari gambar 2 dimensi. Secara sederhana stereogram bisa diartikan sebagai gambar 2 dimensi yang menyimpan obyek 3 dimensi di dalamnya. Jika dilihat sekilas atau dengan cara biasa, stereogram hanyalah gambar 2 dimensi. Namun kalau dilhat dengan cara khusus, maka kita bisa melihat gambar atau obyek 3 dimensi di dalam gambar tersebut. Kesan tiga dimensi pada stereogram dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kesan ketinggian (ortoskopik), datar, dan kedalaman (pseudoskopik). Kunci untuk melihat kesan tiga dimensi pada stereogram adalah mata kiri fokus melihat obyek sebelah kiri dan mata kanan fokus melihat obyek sebelah kanan. Jenis-jenis Stereogram : 1.    Single Image Stereogram (SIS) atau Autostereogram, adala

Cara Dzikir Yang Benar Setelah Shalat

Di dalam hadits-hadits shahih disebutkan tentang Nabi saw setelah shalat, beliau membaca istigfar sebanyak 3 kali dengan lafadz,   3X اَسْتَغْفِرُ اللهَ Astaghfirullah. (3x) "Aku memohon ampun kepada Allah" Kemudian beliau membaca,  اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ تَبَرَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَا لَيْتَ يَاذَالْجَلاَلِ وَالْأِ كْرَامِ Allahumma antas-salam wa minkas-salam wa ilaika ya’udus-salam tabarakta rabbana wa ta’alaita ya dzal-jalali wal-ikram.   "Ya Allah, Engkau adalah Zat yang mempunyai kesejahteraan dan dari-Mu kesejahteraan itu kepada-Mu akan kembali lagi segala kesejahteraan itu.  Engkaulah yang berkuasa memberi berkah yang banyak dan Engkaulah Yang Maha Tinggi, wahai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan." Kemudian beliau membaca,   اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، لاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ Allahuma la mani'a l