Langsung ke konten utama

Level Orang Yang Solat Ada 5


Ibnu Qayyim mengatakan level orang yang solat itu ada 5 :

Level yang pertama : orang yang berdosa dengan solatnya. 
Orang yang berdosa dengan solatnya adalah orang yang sama sekali tidak memberikan haknya, contohnya ada orang solat hanya disuruh oleh orang lain, hanya karna tidak enak, mau wudlu tidak wudlu terserah, orang seperti ini berdosa dan percuma dia solat karna solatnya tidak ada hubungannya dengan Allah swt.

Level yang kedua : orang yang solat tetapi tidak dapat pahala.
Orang yang solat tetapi tidak dapat pahala adalah orang yang solatnya dari takbir sampai salam semuanya menghayal. Solatnya percuma tidak ada pahalanya.

Sabda Nabi saw : "ada orang di hari kiamat diremuk-remuk solatnya seperti pakaian kotor lalu dilemparkan ke wajahnya, karna dari takbir sampai salam tidak mengerti apa yang dia lakukan".

Allah swt tidak butuh solat kita. Kata Nabi saw dalam hadis kudsi, Allah swt berfirman : "wahai anak Adam, apapun yang kau kerjakan tidak akan bermanfaat bagiKu dan Aku kembalikan kepadamu, itu amal kalian yang akan bermanfaat bagi kalian, tidak ada manfaatnya buat Aku".

Level yang ketiga : orang yang solatnya dapat pahala tetapi pas-pasan.
Orang yang solatnya dapat pahala tetapi pas-pasan adalah orang yang solatnya lebih banyak menghayal dari pada fokusnya.

Sesuai sabda Nabi saw : "ada orang yang solat tidak akan mendapatkan kecuali setangah pahala solatnya, ada orang yang solat tidak dapat kecuali sepersepuluh dari solatnya". Ada pahala tetapi kecil dan lebih banyak yang hilang.

Level yang keempat : orang yang solat berusaha untuk fokus, tetapi terkadang masih menghayal.
Orang yang solat tetapi terkadang masih menghayal adalah orang yang solatnya lebih banyak fokus dari pada menghayalnya. Pahalanya lebih dominan yang didapatkan dari pada yang hilangnya.

Contoh kita lagi baca bacaan solat kemudian kita fokus dapat berkonsentrasi mengikuti bacaannya, tetapi terkadang kita tidak sadar dan menghayal karna lisan kita sudah terbiasa, jadi mengucapkannya karna rutinitas, itu tidak ada pahalanya.

Level yang kelima : orang yang solat semuanya dari takbir sampai salam fokus.
Orang yang solatnya fokus dari takbir sampai salam bahkan sampai mereka sudah lupa siapapun yang ada di sekitarnya, mereka tidak perlu tau tempat mereka berada.

Abu sa'id al khudri sahabat Nabi saw yang mulia, beliau sudah sampai pada tingkat level yang kelima. Abu sa'id al khudri bercerita bahwa beliau pernah disuruh oleh Nabi saw menjaga pasukan di malam hari.

Ketika Nabi saw bersama dengan pasukan sedang tidur, saya solat di semak belukar, saat saya sedang solat tiba-tiba ada mata-mata musuh dari jauh memanah kearah saya dan tepat jatuh di jantung saya dan keluar darah, tetapi pada saat itu saya sedang sangat menikmati surat Al-kahfi yang sedang saya baca, sehingga saya tidak merasakan perihnya dan sakitnya anak panah itu dan saya tetap melanjutkan membaca surat Al-kahfi, kemudian mata-mata itu melepaskan lagi anak panah yang kedua dan jatuh tepat di sebelah anak panah yang pertama dan keluar darah lagi, tetapi saya belum merasakan sakitnya karna nikmatnya membaca surat Al-Kahfi.

Sampai musuh itu melepaskan kira-kira 10 anak panah dan sasarannya sama di jantung saya, kalau bukan karna saya khawatir saya terbunuh dengan anak panah selanjutnya kemudian Nabi saw dan sahabat-sahabat yang lain akan dibunuh oleh mush, demi Allah saya akan selesaikan solat saya dengan surat Al-Kahfi, tapi saya khawatir makanya saya rukuk, waktu saya rukuk kemungkinan dia lari dan tidak jadi menyerang pasukan muslimin.

Bagaimana Abu sa'id al khudri bisa fokus sampai tidak merasakan sakitnya anak panah, coba kita, baru digigit nyamuk sudah buyar konsentrasinya. Seseorang diantara sahabat dan tabi'in di nukil dalam buku-buku kekhusyuan solat, menceritakan bahwa kumbang datang menyengat dahi mereka sampai berdarah, mereka tidak bergerak seperti batang pohon yang kokoh, karna mereka tahu dengan siapa mereka berhadapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Fakta Kerusakan Peringatan Maulid Nabi

Dalam peringatan maulid yang diselenggarakan, sering terjadi kemungkaran, bid'ah dan pelanggaran terhadap syariat Islam. Peringatan maulid itu sendiri tidak pernah diselenggarakan oleh Rasulullah saw, juga tidak oleh para sahabat, tabi'in dan imam yang empat, serta orang-orang yang hidup di abad-abad kejayaan Islam. Lebih dari itu, tak ada dalil syar'i yang menyerukan penyelenggaraan maulid Nabi saw tersebut. Untuk lebih mengetahui hakikat maulid, marilah kita ikuti uraian berikut: 1. Kebanyakan orang yang menyelenggarakan peringatan maulid, terjerumus pada perbuatan syirik. Yakni ketika mereka menyenandungkan yang artinya, "Wahai Rasulullah, berilah kami pertolongan dan bantuan. Wahai Rasulullah, engkaulah sandaran (kami). Wahai Rasulullah, hilangkanlah derita kami. Tidaklah derita (itu) melihatmu, melainkan ia akan melarikan diri." Seandainya Rasulullah saw mendengar senandung tersebut, tentu beliau akan menghukuminya syirik besar. Sebab pemberi

Keunikan Gambar Stereogram

Stereogram ditemukan oleh by Charles Wheatstone pada tahun 1838. Ia menemukan penjelasan mengenai penglihatan binokular yang menuntunnya untuk membuat streoskop kombinasi dari prisma dan cermin yang memungkinkan seseorang uneuk melihat gambar 3 dimensi dari gambar 2 dimensi. Secara sederhana stereogram bisa diartikan sebagai gambar 2 dimensi yang menyimpan obyek 3 dimensi di dalamnya. Jika dilihat sekilas atau dengan cara biasa, stereogram hanyalah gambar 2 dimensi. Namun kalau dilhat dengan cara khusus, maka kita bisa melihat gambar atau obyek 3 dimensi di dalam gambar tersebut. Kesan tiga dimensi pada stereogram dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kesan ketinggian (ortoskopik), datar, dan kedalaman (pseudoskopik). Kunci untuk melihat kesan tiga dimensi pada stereogram adalah mata kiri fokus melihat obyek sebelah kiri dan mata kanan fokus melihat obyek sebelah kanan. Jenis-jenis Stereogram : 1.    Single Image Stereogram (SIS) atau Autostereogram, adala

Cara Dzikir Yang Benar Setelah Shalat

Di dalam hadits-hadits shahih disebutkan tentang Nabi saw setelah shalat, beliau membaca istigfar sebanyak 3 kali dengan lafadz,   3X اَسْتَغْفِرُ اللهَ Astaghfirullah. (3x) "Aku memohon ampun kepada Allah" Kemudian beliau membaca,  اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ تَبَرَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَا لَيْتَ يَاذَالْجَلاَلِ وَالْأِ كْرَامِ Allahumma antas-salam wa minkas-salam wa ilaika ya’udus-salam tabarakta rabbana wa ta’alaita ya dzal-jalali wal-ikram.   "Ya Allah, Engkau adalah Zat yang mempunyai kesejahteraan dan dari-Mu kesejahteraan itu kepada-Mu akan kembali lagi segala kesejahteraan itu.  Engkaulah yang berkuasa memberi berkah yang banyak dan Engkaulah Yang Maha Tinggi, wahai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan." Kemudian beliau membaca,   اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، لاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ Allahuma la mani'a l