Cemburu adalah sebuah nilai positif dalam islam, tetapi potensinya bisa benar bisa salah. Laki-laki yang tidak cemburu pada istriya dalam islam dinamakan dayus. Dayus adalah laki-laki yang membiarkan istrinya pada pelanggaran agama karna dia cinta sekali dengan istrinya. Misal karna tidak tega, suami membiarkan istrinya tidak memakai jilbab, tidak solat, tidak bakti, semua itu tidak boleh dalam islam itu haram, suami harus punya kecemburuan pada pelanggaran agama.
Seorang istri juga punya kecemburuan terhadap suaminya, tapi kecemburuan ini harus pada pelanggaran agama saja. Tidak benar dalam islam kalau ada suami atau istri cemburu pada anaknya, misal istrinya sibuk mengurus anak kemudian suaminya cemburu. Tidak boleh cemburu pada orang tua, karna laki-laki harus tetap berbakti kepada orang tuanya walaupun sudah menikah, disini harusnya istri mendukung suaminya untuk selalu berbakti kepada orang tuanya. Suami juga harus memberi kesempatan istrinya untuk berbakti kepada orang tuanya juga, walaupun bagi istri orang tua adalah nomor dua setelah suaminya.
Cemburu harus dikontrol, ada orang cemburu juga dengan ipar karna laki-laki memiliki kewajiban untuk membiayai saudarinya. Kalau ada anak perempuan yang ayahnya meninggal, maka saudara laki-lakinya yang menanggung. Cemburu harus dikontrol, tidak boleh kecuali pada penaggaran agama saja. Misal suami atau istri selingkuh, berdusta, itu baru cemburu karna merupakan pelanggaran agama.
Riwayat tentang cemburunya Aisyah kepada Khadijah. Pernah Nabi saw lagi duduk bersama Aisyah di siang hari, kemudian ada suara orang memberi salam, dan saat itu juga tiba-tiba Nabi saw berdiri dan langsung membuka pintu, sepertinya Nabi saw mengenal suara tersebut, begitu dibuka pintu ternya ada 2 orang wanita, lalu kata Nabi saw : "wahai Aisyah layani tamu kita". Dilayanilah tamu itu sampai selesai dan pulang, Aisyah tidak bertanya tentang siapa 2 orang wanita itu, karna dalam islam adabnya kalau tamu datang jangan tanya hajatanya kecuali dia yang menjelaskan.
Setelah tamu tersebut pulang, Aisyah berkata : "ya Rasulullah, siapa tadi 2 wanita itu, sampai begitu kedudukannya di depan Anda", kata Nabi saw : "yang satu adiknya Khadijah, yang satunya sahabat dekatnya Khadijah, yang dulu sering mengunjungi Kami di Mekah". Tiba-tiba Aisyah cemburu, "ya Rasulullah, Anda masih mengenang wanita Qurais yang sudah berkeriput semua mukanya (tua) dan sudah masuk ke tanah (mati), dan Allah menggantikannya dengan wanita Qurais yang lebih muda dan masih hidup". Perilaku kecemburuan Aisyah ini bukan menjadi hukum, tetapi tanggapan Rasulullah setelahnya. Nabi saw mengatakan : "wahai Aisyah, tdak ada yang pernah bisa mengalahkan Khadijah, Dia beriman kepada Saya pada saat semua oran kufur, Dia membiayai agama ini dengan hartanya, dan Allah karuniai Saya anak dari Dia".
Jadi kalau ada yang menikah dengan duda, jangan marah kalau suaminya menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya, karna wajar saja duda dan orang punya masa lalu, justru di sini istri harus membuat lebih baik. Begitu pula sebaliknya, laki-laki menikah dengan janda, kalau istrinya menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya, jangan langsung tersinggung, justru harus merangkul dan mencoba memperbaiki supaya bisa menjalin rumah tangga yang benar.
Komentar
Posting Komentar